Kabupaten Sidenreng Rappang, memiliki sejarah yang panjang. Juga memiliki beberapa situs sejarah serta kerajinan tradisional. Kegiatan jelajah sejarah dan budaya ini diberi tajuk Ekspedisi Ajatappareng I. Berlangsung tanggal 9-10 Januari 2010.
Start dari kediaman masing-masing, berkumpul didepan Saoraja Maseppe. Kemudian menuju tempat penempaan besi Massepe.
Soraja Massepe |
Massepe adalah wilayah sentra pengelolaan besi sejak dahulu kala. Masyarakat Massepe umumnya bergerak dibidang ini. Ada yang menempa besi, ada yang pengrajin hulu dan gagang. Ada pula yang mendistribusikan keberbagai daerah di Sulawesi selatan. Bahkan antar pulau. Jenis produksi beragam. Mulai dari parang, pisau, kapak, dan berbagai kebutuhan rumah tangga.
Seorang pandai besi di Massepe |
Proses pembuatan gagang pisau |
Dari Massepe menuju desa Lise. Desa ini terkenal dengan istilah "Mabbicara tau lise" yang kira kira artinya berkata dengan benar apa adanya. Di desa Lise, rombongan yang terdiri dari beberapa mahasiswa ini berkunjung kerumah tetua masyarakat Lise, yaitu H. Syamsuddin.
Beliau memiliki berbagai koleksi lontara. Mulai silsilah hingga pananrang.
H.Syamsuddin, Narasumber kami di desa Lise |
Dari desa Lise, kami kembali ke Massepe dan menginap disana. Keesokannya rombongan bergerak menuju Allakuang. Di Allakuang, ada beberapa hal menarik. Pertama, sumur tua. Sumur yang dipercaya sebagai sumur Nene Mallomo, tokoh cendekiawan Sidenreng di masa lalu. Kedua, mesjid tua. Yaitu mesjid yang pertama kali dibangun ketika raja dan rakyat Sidenreng menerima Islam. Kira kira awal abad ke-17. Ketiga beberapa nisan kuno, yaitu raja, ulama dan keluarga raja yang dimakamkan sekitar mesjid tua. Keempat, kerajinan batu dari tambang batu didekatnya. Batu tersebut digunakan untuk membuat cobekan, batu fondasi penyangga rumah, batu nisan dan sebagainya
Tambang batu di bulu Allakuang. |
Rombongan berpose di depan mesjid tua Allakuang |
Setelah mengunjungi mesjid tua Allakuang dan berziarah di beberapa makam di sekitarnya, rombongan jelajah sejarah dan budaya pun kembali ke rumah masing masing.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletetanaman investasi masa depan
ReplyDelete